Senin, 14 September 2009

Kemuliaan Hati

Terkadang di dunia ini sangat membingungkan, atau memang kita yang tidak memahami. Alkisah Ada seorang sejak dari remaja berteman sampai mereka sama-sama menikah. sejak menikah tiada kabar apapun juga dari mereka.salah satu teman ternyata semakin kaya dan semakin berpendidikan tinggi, sedang teman yang satunya sama saja seperti dulu seorang yang biasa saja. suatu saat salah satu teman ini mendengar kabar bahwa temannya sedang mendapat kebahagiaan karena kehadiran seorang anak. tapi dia sendiri tidak tahu dimana dia berada. karena inginnya dia untuk menyambung tapi silatuhrokhim dari beberapa teman-terman semasa remaja dahulu. dia titip berita kepada teman-teman SMA mereka dengan harapan bisa berkumpul lagi seperti saat remaja dulu beserta keluarga masing-masing.

Saat berita itu terdengan oleh temannya bukan rasa senang melainkan cacian yang ditujukan kepada dia. tentang betapa bodohnya dia, betapa noraknya dia. dia hanya bisa diam menghadapi itu semua.karena dari niat awal yang tulus untuk menyambung tali silahtuhrohmi dibalas dengan hujatan. Aneh memang terkadang tingkat pendidikan yang magak (setengah-tengah) membuat seseorang sudah merasa dia yang paling hebat. terkadang tingkat kekayaan yang lebih baik dari sekitar sudah merasa dia yang paling top markotop. 

Di bulan yang pernuh kemuliaan ini, mari kita interopeksi diri kita masing-masing apakah kita akan menjadi orang-orang yang seperti itu, atau kita akan menjadi orang-orang yang peduli dengan sekitar.

Apakah anda ingin dikenang sebagai seorang yang baik atau dikenal sebagai seorang yang negatif

Walau anda seorang pejabat seorang tokoh masarakat dan seorang yang sangat kaya pasti ingin dikenang sebagai seorang yang baik. biar dikenang kita bukan sebagai seorang karena hartanya bukan karena jabatannya tapi biar kita dikenang karena kemuliaan hati kita, kebaikan kita dan kepedulian kita. 



Tidak ada komentar:

.